Rabu, 03 Januari 2018

Sifat Dan Jenis Fungsi

Sifat-Sifat Fungsi
1.      Fungsi Satu-satu
   Misalkan f: A→B adalah fungsi dari A ke dalam B maka f disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika x1,x2A, x1≠x2 maka f(x1)≠f(x2).
 
2.      Fungsi  Surjektif (Kepada)
Pada f: A→B , setiap b B mempunyai kawan di A. dimana B dimiliki lebih dari satu dari anggota A.
3.            Fungsi Bijektif (Korenpondensi satu-satu)
Suatu fungsi yang bersifat injeksi sekaligus surjektif.
 
  

B.     Jenis-Jenis Fungsi
1 Fungsi konstan
Fungsi konstan adalah suatu fungsi y = f(x), dengan f(x) sama dengan suatu konstan untuk setiap nilai x dalam daerah asalnya. Dengan kata lain untuk setiap x dalam daerah asal hanya berpasangan dengan suatu nilai dalam hasilnya. fungsi konstan dituliskan dengan f : x  f (x) = k, dengan X R dan K suatu konstan. Dengan demikiaan rumus fungsi konstan adalah y = f (x) = k.
Fungsi konstan y = f(x) = 2
   Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus.
3Fungsi kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.
   Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x.
5Fungsi tangga (bertingkat)
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi tangga apabila grafik fungsi f(x) berbentuk interval-interval yang sejajar.
6Fungsi modulus
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga mutlaknya.     
Fungsi ganjil dan fungsi genap
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f(–x) = –f(x) dan disebut fungsi genap apabila berlaku f(–x) = f(x). Jika f(–x) ≠ –f(x) maka fungsi ini tidak genap dan tidak ganjil.
8Fungsi Polinomial
Fungsi Polinomial adalah fungsi f yang dinyatakan dalam bentuk : f(x) = an x n + an-1 x n-1 + ……. A2 x 2  +a1 x a0 Jika n = 1 maka terbentuk fungsi linier (grafiknya berbentuk garis lurus). Jika n = 2 maka terbentuk fungsi kuadrat( grafiknya berbentuk parabola).
C.    Invers Relasi dan Fungsi
Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-satu dari A ke B, maka kita dapat menemukan balikan atau invers dari F. Invers fungsi dilambangkan dengan f-1 dan invers relasi delambangkan dengan R-1.
Contoh :
·         Relasi f = {(1,u), (2,w), (3,v)} dari A = {1,2,3} dan B = {u,v,w}
Maka f-1 = {(u,1), (w,2), (v,3)}
D.    Komposisi Fungsi
Karena fungsi merupakan bentuk khusus dari relasi, kita juga dapat melakukan komposisi dari dua buah fungsi. Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, dan f adalah fungsi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi f dan g, dinotasikan dengan f ο g. Didefinisikan f ο g = f (g(x)). Dan pada relasi
R ο S = R (S(x))
Contoh :
·      Relasi={(2,4),(3,9),(4,4),(5,16)}
S = {(4,d),(9,e),(16,f)}
 RοS={(4,2),(4,4),(9,3),(16,5)}
S ο R = {(2,d),(3,e),(4,d),(5,f)}
·      f(x) = x2 + x – 9
g(x) = (x – 2 )
maka f ο g = f (g(x))
 = g(x)2 + g(x) – 9
= (x – 2)2 + (x – 2) – 9
= x2 – 4x – 4 + (x – 2) – 9
= x2 – 4x – 4 + x – 2 – 9
= x2 – 3x – 15
Dan g ο f = g (f(x))
                = f(x) – 2
                = x2 + x – 9 – 2
                = x2 + x – 11

Operasi Pada Himpunan Multiset

Operasi pada Himpunan Multiset (himpunan Ganda )
 
1.      Irisan
Adalah dimana anggota-anggotanya merupakan anggota yang sama dengan jumlah minimun diantara kedua himpunan.
Contoh :
·         A = { 5, 5, 5, 5, 10,10, 15, 15,15 }
B = { 5, 5, 5, 6, 10, 15, 15 } Dari himpunan tersebut diketahui jika
 5 di himpunan A berjumlah 4 dan di B berjumlah 3
6 di himpunan A berjumlah 0 dan di B berjumlah 1
10 di himpunan A berjumlah 2 dan di B berjumlah 1
15 di himpunan A berjumlah 3 dan di B berjumlah 2
Jadi AB = { 5, 5, 5, 10, 15, 15 }
2.      Gabungan
Adalah dimana anggota-anggotanya merupakan anggota yang sama dengan jumlah maksimum diantara kedua himpunan.
Contoh :
·         A = { 5, 5, 5, 5, 10,10, 15, 15,15 }
B = { 5, 5, 5, 6, 10, 15, 15 } Dari himpunan tersebut diketahui jika
5 di himpunan A berjumlah 4 dan di B berjumlah 3
6 di himpunan A berjumlah 0 dan di B berjumlah 1
10 di himpunan A berjumlah 2 dan di B berjumlah 1
5 di himpunan A berjumlah 3 dan di B berjumlah 2
Jadi AB = { 5, 5, 5, 5, 6, 10, 10, 15, 15,15 }
3.      Selisih
Adalah dimana anggotanya adalah hasil selisih/proses pengurangan dari anggota-anggota himpunan yang sama antara kedua himpunan. Apabila hasil selisih adalah negatif (-) atau 0 maka anggota himpunan tersebut tidak bisa disertakan.
Contoh :
·         A = { 5, 5, 5, 5, 10,10, 15, 15,15 }
B = { 5, 5, 5, 6, 10, 15, 15 } Dari himpunan tersebut diketahui jika
5 di himpunan A dan B = { 5, 5, 5, 5 } – { 5, 5, 5 } = { 5 } jumlah anggota 5 dari hasil pengurangan adalah 1 
6 di himpunan A dan B = { } – { 6 } = {-} jumlah anggota 6 dari hasil pengurangan adalah negatif (-)
10 di himpunan A dan B = { 10, 10 } – { 10 } = { 10 } jumlah anggota 10 dari hasil pengurangan adalah 1
15 di himpunan A dan B = { 15, 15, 15 } – { 15, 15 } = { 15 } jumlah anggota 15 dari hasil pengurangan adalah 1
Jadi A – B = { 5, 10, 15 }
4.      Penjumlahan
Adalah dimana anggotannya adalah hasil penjumlahan dari anggota-anggota himpunan yang sama antara kedua himpunan atau juga merupakan seluruh jumlah anggota kedua himpunan.
Contoh :
·         A = { 5, 5, 5, 5, 10,10, 15, 15,15 }
B = { 5, 5, 5, 6, 10, 15, 15 } Dari himpunan tersebut diketahui jika
5 di himpunan A dan B = { 5, 5, 5, 5 } + { 5, 5, 5 } = { 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5 } jumlah anggota 5 dari hasil penjumlahan adalah 7
6 di himpunan A dan B = { } + { 6 } = {6} jumlah anggota 6 dari hasil penjumlahan adalah negatif 1
10 di himpunan A dan B = { 10, 10 } + { 10 } = { 10, 10, 10 } jumlah anggota 10 dari hasil penjumlahan adalah 3
15 di himpunan A dan B = { 15, 15, 15 } + { 15, 15 } = { 15, 15, 15, 15, 15 } jumlah anggota 15 dari hasil penjumlahan adalah 5
Jadi A + B = { 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 6, 10, 10, 10, 15, 15, 15, 15, 15  }

Operasi Pada Himpunan

Operasi Pada Himpunan
1.      Irisan
Misalkan A dan B adalah himpunan-himpunan. lrisan A dan B ditulis A∩B adalah himpunan semua anggota yang berada dalam A dan juga berada dalam B.
Contoh:
·           K = {a,b,c,d,e} L = {b,d,f,g}, maka K∩L = {b,d}.
·           Diketahui C = {2,4,6,8,...} D = {4,8,12,...}, maka C∩D = {4,8}
2.      Gabungan
adalah himpunan semua anggota yang berada dalam A atau B atau dalam A dan B. Misalkan A dan B adalah himpunan. Gabungan A dan B ditulis AB Dapat ditulis AB = {x| x A atau x B}.
Contoh :
·           M = {18,16,14,12,10} dan N = {2,4,6,8}, maka
MN = {2,4,6,8,10,12,14,16,18}
3.      Penjumlahan
Adalah operasi dalam himpunan dimana anggotanya adalah semua anggota yang berbeda/tidak sama dari masing-masing himpunan.
Contoh :
·           R = {3,6,9,12,15,18} dan S = {1,3,5,7,9,11,13,15,17}
R+S = {1,5,6,7,11,12,13,17,18}
4.      Selisih
Adalah suatu himpunan yang anggotanya adalah anggota yang berbeda dari himpunan yang lainnya, atau juga dapat diartikan bahwa selisih adalah himpunan yang anggotanya bukan hasil dari irisan kedua himpunan.
Contoh :
·           O = {5,10,15,20} dan P = {2,4,6,8,10,12,14,16,18,20} O P = { 10, 20 }
O-P = {5,15} dan P-O ={ 2,4,6,8,12,14,16,18 }
5.      Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan terhadap suatu himpunan semesta yang anggotannya merupakan anggota yang tidak sama antara himpunan semesta dengan himpunan yang lain.
Contoh :
·           U = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15} dan Q = {2,4,6,8,10}
 = {1,3,5,7,9,11,12,13,14,15}
6.      Perkalian
Adalah himpunan yang anggotanya semua pasangan berurutan yang dibentuk dari komponen pertama dari himpunan A dan himpunan kedua dari himpunan B. Dinotasikan :


Rounded Rectangle: A x B = {(a,b)} | a ∈ A dan b ∈ B
 

Contoh :
·           A = {5,10,15,20} dan B = {p,q,r,s}
A x B = {(5,p),(10,q),(15,r),(20,s)}
7.      Beda Setangkup
Adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A atau B, tapi tidak di keduanya.
Contoh :
·           C = {5,10,15,20} dan D = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15}
C    D = {1,2,3,4,6,7,8,9,11,12,13,14,20}

Matematika Dan Bintang Ajaib

BINTANG AJAIB SEGI LIMA

Bermain merupakan kegiatan yang disukai anak, tidak terkecuali pada kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu guru jangan merasa ragu untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode permainan, karena dapat dipastikan anak akan gembira. Namun demikian guru harus dapat merencanakan permainan sebaik mungkin dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dikelola dengan teratur. Jangan sampai permainan dalam pembelajaran ini tidak tertib dan tidak teratur, hanya sekedarnya, bahkan menjadi ribut. Alat permainan bintang ini terdiri dari 2 macam yaitu: bidang permainan dan koin permainan  
Tujuan
Tujuan dilakukan pembuatan alat peraga ini adalah: Meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam Operasi Hitung Penjumlahan serta menemukan barisan bilangan aritmatika yang terbentuk.
Konsep Matematika Terkait
Konsep matematika yang terkait dengan alat peraga ini adalah Operasi hitung dalam penjumlahan, ketrampilan dalam menggunakan hukum-hukum aljabar serta problem solving( Pemecahan Masalah ).
Alat dan Bahan
1.      Alat
·         Penggaris besi ukuran 60 cm 1 buah
·         Bulpoin
·         Pensil
·         Jangka Cater
2.      Bahan :
·         Kertas amplas kasar dan haluas ( masing-masing 3lembar)
·         Cat ( merah, putih dan, hijau tua ) masiang-masing 1 kaleng
·         Piloks warna biru dan putih
·         Dumpul
·         Tiner
·         Lem ( weber dan castol )
·         Triplek 2 lembar ukuran (pl) 50 cm, tebal 3 mm
·         Kain flaminating
Prosedur Pembuatan
  • Menyiapkan alat dan bahan.
  • Menggambar bintang serta lingkaran-lingkaran- kecil ( 10 buah lingkaran ) pada triplekyang sudah di sediakan.
  • Pemotongan lingkaran-lingkaran pada bintang yang sudah di gambar pada triplek.
  • Pengamplasan pada bagian-bagian triplek ( permukaan + rebis ) hingga licin.
  • Pendumpulan pada bagian triplek yang sudah di amplas hinga licin tadi.
  • Jemur triplek yang sudah diberi dumpul, kemudian tunggu beberapa jam ( 2 jam ) agar dumpul benar-benar meresap dan kering pada bagian triplek yang sudah di beri dumpul tersebut.
  • Apabila dumpul sudah benar- benar kering,maka langkah selanjutnya adalah Pengamplasan ulang pada bagian-bagian triplek hingga permukaan triplek tersebut benar-benar licin.
  • Pengulangan langkah ke- 5,6,dan 7 untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.
  • Pengecetan.
  • Mengambar bintang dan lingkaran dengan menggunakan mal yang sudah ada, pada triplek yang sudah di cat.
  • Alat peraga bintang Ajaib Segi Lima siap untuk diperagakan.
Cara Menggunakan    
  1. Disediakan 10 buah koin di mana pada koin-koin tersebut sudah tercantum bilangan, yang mana bilangan yang berwarna putih untuk tipe 1 dan bilangan yang berwarna hitam untuk tipe 2
  2. Bilangan-bilangan untuk tipe 1 adalah: 1,3,4,5,7,9,10,11,12 dan 13 sedangkan bilangan-bilangan untuk tipe 2 adalah: 2,3,4,5,6,13,15,16,17, dan 19
  3. Aturlah koin-koin bilangan pada tempat yang di sediakansehingga setiap garis lurus pada bintang yang memuat 4 bilangan memiliki jumlah yang sama.
  4. Jika ada peserta didik yang masih mengalami kesulitan maka perintah dapat di sederhanakan yaitu dengan menyebutkan jumlah bilangan yang harus siswa dapat, yaitu untuk tipe 1 hasil jumlah 4 bilangan yang menempati setiap garis lurus pada bintang segi lima adalah 30, sedangkan untuk tipe 2 hasil jumlah 4 bilangan yang menempati setiap garis lurus pada bintang segi lima adalah 40.
  5. Membiarkan siswa untuk mencoba-coba mengatur bilangan pada setiap garis lurus yang ada pada bintang segi lima tersbut, karena dengan demikian anak akan berulang kali menjumlahkan bilangan-bilangan yang telah ia coba susun untuk mendapatkan hasil. Dari percobaan tersebut secara tidak langsung anak telah membuat soal penjumlahan sendiri dan ia pecahkan sendiri. Dalam proses percobaan itulah kreativitas berpikir akanberkembang selain itu motivasi akan timbul dengan adanya tantangan untuk memecahkan masalah.
  6. Jika siswa masih saja mengalami kesulitan, maka untuk mempermudah dalam mendapatkan hasil kita menemptakan bilangan- bilangan tertentu pada beberapa lingkaran yang tersedia pada bintang segi lima.

                            TIPE 1                                                                                     TIPE 2
 
  1. Setelah siswa berhasil menyusun bilangan-bilangan tersebut, maka suruhan selanjutnya meminta siswa untuk menemukan barisan deret aritmatika yang terbentuk pada bintang ajaib segi lima tersebut dengan menilik pada salah satu tujuan dari alat peraga ini yaitu meningkatkan pemahaman dan ketrampilan siswa dalam operasi hitung penjumlahan.
  2. Untuk mempermudah siswa dalam menemukan barisan deret aritmatika tersebut, maka guru menyebutkan barisan deret aritmatika yang terbentuk , yaitu :
Untuk tipe 1
  1. (6,7,8,9,10)
  2. (20,21,22,23,24)
  3. (24,25,26,27,28)
Untuk tipe 2
  1. (30,31,32,33,34)
  2. (6,7,8,9,10)
  3. (22,23,24,25,26)
Catatan: memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mengatur bilangan-bilangan tersebut pada lingkaran yang terdapat pada bintang ajaib segi lima serta menemukan barisan bilangan aritmatika yang terbentuk.(waktunya 15 menit).

Sifat Dan Jenis Fungsi

Sifat-Sifat Fungsi 1.       Fungsi Satu-satu    Misalkan f: A→B adalah fungsi dari A ke dalam B maka f disebut fungsi satu-satu jika d...